Pelapukan
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui bahwa Bumi yang kita huni ini terbentuk dari bebagai proses alamiah. Proses-proses tersebut tentunya memakan waktu yang sangat lama. bahkan proses pembentukannya memperlukan waktu ribuan hingga jutaan tahun lamanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, bumi terus mengalami perubahan-perbahan. Perubahan yang terjadi sangat kompleks,. mulai dari segi materinya (Gas menjadi padatan), dari segi bentuknya, suhunya dsb, hingga akhirnya bumi mengalami suatu proses pendinginan. Hal itu mengakibatkan suhu di bumi menjadi stabil. dan berdampak pada munculnya kehidupan di bumi.
Tapi tenyata, proses-proses perubahan yang terjadi pada bumi tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Bumi masih terus mengalami perubahan. Hanya saja, perubahan yang terjadi skalanya kecil, tidak sebesar pada awal mula pembentukan bumi. Perubahanya hanya terjadi pada materi-materi bumi khususnya litosfer, perubahan itupun memakan waktu yang sangat lama, suatu contoh perubahan yang terjadi pada batuan. Batuan merupakan materi dari bumi yang dapat dengan mudah kita amati, kita juga dapat dengan mudah menjumpainya di sekitar kita. Bila kita amati sekilas, batu memang selalu terlihat kokoh dan kuat, hal itu memang benar, karena saat kita memeganya, kita dapat merasakan struktur batu yang keras. sehingga kita mungkin tidak pernah berfikir bahwa, batuan yang berukuran besar bisa dihancurkan.
Apabila kita memikirkan hal itu, berarti kita telah memiliki konsep yang salah mengenai batuan, ..karena ternyata sebuah batu yang besar sekalipun dapat hancur melalui sebuah proses yang sering disebut dengan “pelapukan”. Tetapi perlu diketahui bahwa untuk menghancurkan batu yang besar dibutuhkan waktu yang lama. selain pada batuan, pelapukan dapat juga terjadi pada tanah dan materi lapisan bumi yang lain.
A. PENGERTIAN
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.
1) Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Untuk lebih jelasnya bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-baik berikut ini:
Tahukah Anda bahwa batuan ternyata tidak homogen, terdiri dari berbagai mineral, dan mempunyai koefisien pemuaian yang berlainan. Oleh karena itu dalam sebuah batu pemuaiannya akan berbeda, bisa cepat atau lambat. Pemanasan matahari akan terjadi peretakan batuan sebagai akibat perbedaan kecepatan dan koefisien pemuaian tersebut.
Batuan bisa pecah/hancur akibat pembekuan air yang terdapat di dalam batuan. Misalnya di daerah sedang atau daerah batas salju, pada musim panas, air bisa masuk ke pori-pori batuan. Pada musim dingin atau malam hari air di pori-pori batuan itu menjadi es. Karena menjadi es, volume menjadi besar, akibatnya batuan menjadi pecah.
- Akibat perubahan suhu tiba-tiba
Kondisi ini biasanya terjadi di daerah gurun. Ketika ada hujan di siang hari menyebabkan suhu batuan mengalami penurunan dengan tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan hancurnya batuan.
- Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam
Penghancuran batuan terjadi akibat perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Pada siang hari suhu sangat panas sehingga batuan mengembang. Sedangkan pada malam hari temperatur turun sangat rendah (dingin). Penurunan temperatur yang sangat cepat itu menyebabkan batuan menjadi retak-retak dan akhirnya pecah, dan akhirnya hancur berkeping-keping. Pelapukan seperti ini Anda bisa perhatikan di daerah gurun. Di daerah Timur Tengah (Arab) temperatur siang hari bisa mencapai 60 derajat Celcius, sedangkan pada malam hari turun drastis dan bisa mencapai 2 derajat Celcius. Atau pada saat turun hujan, terjadi penurunan suhu, yang menyebabkan batuan menjadi pecah.
Gambar pelapukan mekanik :
Berikut merupakan contoh pelapukan Fisika/ mekanis akibat suhu udara yang panas:
2) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst.
Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.
Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai akibat pelarutan oleh air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang tanahnya dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat lubang kecil yang disebut karren.
Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah kapur yang relatif dalam. Ponor dapat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dolin dan pipa karst. Dolin adalah lubang di daerah karst yang bentuknya seperti corong. Dolin ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu dolin korosi dan dolin terban. Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan batuan yang disebabkan oleh air. Di dasar dolin diendapkan tanah berwarna merah (terra rossa). Sedangkan dolin terban terjadi karena runtuhnya atap gua kapur (perhatikan gambar).
iGambar 9. Dolin Terban
.
Gambar 8. Dolin Koros
Gejala karst berikutnya adalah pipa karst yang bentuknya seperti pipa. Gejala ini terjadi karena larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi proses pelarutan batuan, maka disebut pipa karst korosi. Namun jika terjadi karena tanah terban, pipa karst itu disebut pipa karst terban atau disebut juga yama-type.
Gambar 10a. Aven-typ Gambar 10b. Yama-type
Jika Anda berkunjung ke daerah kapur, biasanya di daerah ini banyak terdapat gua. Pada gua ini sering dijumpai stalaktit dan stalakmit. Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung pada langit-langit gua (atas). Bentuknya biasanya panjang, runcing dan tengahnya mempunyai lubang rambut. Sedangkan stalakmit adalah endapan kapur yang terdapat pada lantai gua (bawah). Bentuknya tidak berlubang, berlapis-lapis, dan agak tumpul. Jika stalaktit dan stalakmit bisa bersambung, maka akan menjadi tiang kapur (pillar)
Lampiran gambar-gambar :
1. Goa kapur :
2. Stalagtit dan
stalagmit :
3. Doline :
3) Pelapukan Biologis
Mungkin Anda pernah melihat orang sedang memecahkan batu. Batu yang besar itu dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang digunakan untuk bahan bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat burung atau binatang lainnya membuat sarang pada batuan cadas, lama kelamaan batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi ini merupakan contoh pelapukan biologis.
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut.
Gambar pelapukan organic/ Biologis :
Gambar pelapukan biologi dengan akar tumbukan :
B. KESIMPULAN:
Pelapukan merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh air, akar, dan sinar matahari. Pelapukan terdiri dari tiga macam
- Pelapukan Mekanisme adalah penghancuran terhaap bebatuan disebabkan oleh pemumaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam
- Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia, Hasil pelapukan kimiawi didaerah jarst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, , tiang-tiang kapur, stalagtit dan stalagmite atau gua kapur.
- Pelapukan Biologis pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia , dan akar-akar tumbuhan maupu cendawan dan lumut bisa juga menghancurkan batuan tersebut.